Selasa, 16 Maret 2010

Sungguh, Ini Bukan Basa-Basi

: Pada rahim malam hamba mengadu

jejak hamba menimang bulan
dalam rantauan selaksa kisah
sejak jaka meminang puan
sedalam tuaian membuai resah
membual desah

oh, lara yang tiada berujung
sempurnalah mati dalam hidup
detik-detik rekat bagai pekat yang pecah
semburat sinar rembulan
dingin menusuk jantung hati hamba
hangat pun tak sudi menyulam tiap detaknya

mengiba hamba padamu, rahim malam
ke manakah tuan yang menggaris semesta
menggambar peta titik-titik nista
buta hamba tak terarah
timangan hamba terasa memikul badai
goyah di tiap ketukan kaki

ke manakah tuan yang meniup sukma
hirup satu-satu rasa hambar
sempurnalah hidup selubung mati
ini raga tak kenal jiwa
ini jiwa tak sapa raga

oh, lara yang tiada berujung
menimang bulan
menapak kisah
mencari tuan empunya kasih

telan aku bulat-bulat kembali ke rahimmu, malam
kurasa tlah bersemayam dalam gelapmu
kn kukembalikan bulan milikmu
berikan tuan kembali ke pelukku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar