sekali du kali menyisir gelisah
pada risau anak dara dalam buaian ayah
mendung mega siratkan resah
menilik riak adakah merayu rupa
semu
dalam negeri jiwa-jiwa terserak
satu dibabat seribu merambat
teriak anak-anak memekak
tangis merebak
membanjiri
merah menjilat-jilat udara sekitar
malam pekat tak lagi gelap
segenap raga tak berjiwa
berhamburan
berteriak lantang tak beraturan
pecah
bumi getar, alam muntah
segala ruah, dada debar
tak sadar ragaku ikut kumpulan
tak sanggup teriak, hanya nafas
tak beraturan
mau kemana langkah
sampai lemah lelah
tak ada liang tuk merebah
hanya gerimis di kantung mata
di depan dua gerbang
pun masih terkunci
:apa harus pergi dulu ke neraka dan surga untuk tahu bahwa saat ini sudah terlambat untuk kembali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar